Book Name:Fikr e Akhirat

diperbolehkan dengan mereka. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak akan ditanyakan untuk kepentingan ilmu Allah عَزَّوَجَلَّ, dan ditanyakan agar pelaku mengakui kejahatannya.[1]

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                                     صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Tidak diragukan lagi bahwa ada tujuan di balik seemuanya. Apakah itu pakaian yang kita kenakan, pena yang kita gunakan untuk menulis, rumah yang kita tinggali, jam tangan yang kita pakai di pergelangan tangan kita, sepeda motor atau pesawat terbang; mereka semua melayani dengan tujuan masing-masing. Setiap hal bertindak sebagai penyebab (alasan) untuk terpenuhi tujuannya. Renungkanlah! Saat segala sesuatu yang ada semua memiliki tujuan, lalu bagaimana mungkin manusia diciptakan tanpa tujuan? Apakah kelahiran seseorang itu tanpa makna? TIDAK! Manusia diciptakan bukan tanpa tujuan. Disebutkan dalam Juz 18, dalam ayat 115 Surat al-Muˈminūn:

اَفَحَسِبۡتُمۡ اَنَّمَا خَلَقۡنٰکُمۡ عَبَثًا وَّ اَنَّکُمۡ اِلَیۡنَا لَا تُرۡجَعُوۡنَ (۱۱۵)

Yang artinya: Apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? [2]

Wahai para pecinta Nabi, renungkanlah! Dari ayat Alquran ini, kita dapat belajar bahwa manusia telah diciptakan untuk tujuan tertentu. Menuntun kita mengenai tujuan ini adalah disebutkan dalam Juz 27, Surat al-Dhāriyāt, ayat 56:

وَ مَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَ الۡاِنۡسَ اِلَّا لِیَعۡبُدُوۡنِ (۵۶)


 

 



[1] Tafsīr Nūr al-‘Irfān ma’a Tarjama Kanz al-Īmān, hal. 455

[2] Al-Quran, 23:115