Book Name:Fikr e Akhirat

saya bertanya, “Wahai Syekh! Apakah Anda menangisi tentang (meninggalkan) dunia?”

Beliau menjawab, “Tidak, malah saya menangisi shalat yang terlewat.”[1]

Saya berkata, “Anda adalah orang yang taat beribadah, jadi bagaimana ada shalat yang terlewat?'”

Beliau menjawab, “Saya melakukan setiap sujud dalam kelalaian dan bangun dari setiap sujud dalam kelalaian, dan sekarang meninggal dalam keadaan lalai.”

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                                     صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

Klaim saja tidak berharga

Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Anda mendengar bahwa meskipun menghabiskan setiap saat dalam mengingat Allah عَزَّوَجَلَّ dan merenungkan tentang akhirat, hamba Allah عَزَّوَجَلَّ yang saleh tidak menganggap ibadah mereka layak. Sebaliknya, karena takut kepada Allah عَزَّوَجَلَّ, mereka tetap dalam keadaan sedih dan berduka. Namun sayangnya, keadaan orang-orang yang termakan oleh kelalaian adalah sedemikian rupa sehingga mereka tidak melakukan perbuatan saleh, sejak awal, dan jika mereka melakukannya, mereka tetap gelisah sampai mereka mengumumkannya di hadapan beberapa orang.

Para hamba Allah عَزَّوَجَلَّ yang saleh, meskipun dilindungi dari dosa, selalu gemetar ketakutan dan menangis. Akan tetapi, orang-orang yang lalai, meskipun siang dan malam secara sembrono terlibat dalam dosa,


 

 



[1] Mukashafat al-Qulūb, hal. 22