Book Name:Achy Amaal Ki Barkatein

menghukumnya, maka dia layak menerima hukuman itu, dan jika Engkau memaafkannya, maka itu sesuai dengan keagungan-Mu.” Setelah itu, ucapkan selamat tinggal padaku, dan pergilah.

Setelah kematiannya, putranya bertindak atas permintaannya. Pada malam kedua, dia melihat ayahnya dalam mimpinya dan bertanya kepadanya, “Wahai ayahku! Apa kabarmu?"

Beliau membalas:

Urusannya begitu sulit dan intens sehingga kamu tidak dapat membayangkannya. Saat aku berdiri untuk memberikan pertanggungjawabanku di hadapan Allah عَزَّوَجَلَّ , Dia ( Allah ) عَزَّوَجَلَّ bertanya, “Wahai hambaku! Apa yang kamu bawakan untuk-Ku?”

Aku menjawab, “Saya telah membawa 60 kali haji.”

Aku menerima jawaban, “Tidak ada satupun yang diterima.”

Mendengar ini, aku bergidik. Allah عَزَّوَجَلَّ bertanya, “Apa lagi yang kamu bawa?”

Aku menjawab, “Sedekah 1000 dirham.”

Allah عَزَّوَجَلَّ menjawab, “Bahkan satu dirham pun tidak  diterima.”

Aku menjawab, “Ya Allah عَزَّوَجَلَّ! Maka, aku hancur, dan kehancuran menimpaku.”

Allah عَزَّوَجَلَّ berfirman, “Ingatkah kamu, ketika kamu sedang keluar rumah di suatu tempat dan kamu melihat ada duri di jalan? Kamu meningkirkan duri itu dengan tujuan melindungi orang lain dari bahaya. Maka Aku menerima perbuatanmu itu dan mengampunimu karenanya.” [1]

صَلُّوا عَلَی الْحَبِیب!                                              صَلَّی اللهُ علٰی مُحَمَّد

Amal saleh tidaklah sia-sia

Saudara-saudara Muslim yang tercinta, kita belajar dari kisah ini bahwa kadang-kadang perbuatan yang tampaknya kecil bisa menjadi sarana keselamatan. Oleh


 

 



[1] Ḥikāyāt Al Ṣāliḥīn, hal. 51