Book Name:Achy Amaal Ki Barkatein

"Hati-hati! Orang yang menjadikan dunia ini sebagai tujuannya dan tetap sibuk dalam memperolehnya, maka akan menghadapi kesedihan dan kekhawatiran yang luar biasa pada hari kiamat. Dan Orang yang selalu mengingat urusan akhiratnya dan mengingat kesulitan dan kengerian akan hari kiamat, maka hatinya akan menjadi muak terhadap dunia. Jika ingin mendapat ketenangan, ketentraman dan keberkahan yang besar, maka tidurlah sedikit di malam hari dan biasakan bangun dan juga beribadah. Apabila ada yang menasihatimu, mengajakmu kepada kebaikan, dan menjauhkanmu dari keburukan, maka terimalah ajakannya itu.

Janganlah kamu khawatir terhadap rezeki orang-orang yang kamu tinggalkan karena kamu tidak bertanggung jawab atasnya. Persiapkan dirimu untuk hari besar itu yaitu hari ketika kamu akan datang ke hadapan Allah عَزَّوَجَلَّ dan dimintai pertanggungjawaban. Tetaplah selalu untuk menyibukkan diri  dalam mempersiapkan hari yang sulit itu. Perbanyak amal saleh dan bersegeralah mengisi tabungan amal saleh untuk akhirat. Tinggalkan kegiatan yang tidak berguna dan bersiaplah untuk menghadapi kematian sebelum kematian itu tiba, jika tidak, maka kamu akan menghadapi penyesalan yang besar setelahnya. Ketika jiwamu mulai meninggalkan tubuhmu dan sampai pada kerongkonganmu, maka hal-hal yang kamu sukai dan yang kamu inginkan akan tetap ada di dunia ini. Pada saat itulah penyesalanmu akan mencapai puncaknya, maka persiapkanlah akhiratmu sebelum itu.” [1]

صَلُّوا عَلَی الْحَبِیب!                                              صَلَّی اللهُ علٰی مُحَمَّد

Pahala dari perbuatan baik adalah Surga       

Saudara-saudara Muslim yang tercinta, beruntunglah orang yang mempersiapkan kehidupan akhirat dengan melakukan amal saleh selama dia berada di dunia yang fana ini. Jika Allah عَزَّوَجَلَّ menghendaki, maka keberkahan amal saleh itu akan membuat keadaan alam kubur menjadi lebih baik, membawa kepada keselamatan di akhirat, dan اِنْ شَــآءَالـلّٰـه menjadi sarana masuk surga bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم dalam keadaan penuh kebahagiaan.


 

 



[1] ꜤUyūn Al Ḥikāyāt, hal. 151