Book Name:Malakul Maut Ke Waqiaat

dosanya saat itu, dan malaikat maut datang dalam wujud yang menakutkan, maka siapa yang bisa membayangkan apa yang akan dirasakan seseorang saat itu? Bagaimana cara seseorang menghadapi malaikat maut?

Masalahnya tidak berakhir sampai di situ. Selain itu, seseorang juga akan mengalami pergolakan dan penderitaan dalam kematiannya.

Imam Ḥasan Al Baṣrī berkata, “Ketika Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم menyebutkan penderitaan kematian dan bagaimana ajal itu tertinggal di kerongkongan seseorang, beliau bersabda, ‘Rasa sakit ini setara dengan 300 tebasan pedang.’ ” [1]

Lebih lanjut disebutkan dalam hadits lain, “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek?” [2]

Imam Al Ghazālī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه merincikan:

Penderitaan kematian secara langsung mempengaruhi jiwa dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Jiwa ditarik dari setiap pembuluh darah, otot, sendi, rambut dan pori-pori, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Jangan tanya betapa menyakitkannya hal ini. Para pendahulu yang saleh mengatakan bahwa hal ini lebih hebat daripada pukulan oleh pedang, penusukan oleh belati, dan pemotongan oleh gunting. [3]

Imam Awzāʿī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه berkata, “Telah disampaikan kepada kami bahwa sakitnya kematian tetap ada pada seseorang sejak kematiannya hingga hari kiamat.” [4]

 

الامان والحفیظ الامان والحفیظ

Wahai para pecinta Rasulullah! Apa yang akan terjadi pada kita saat itu? Kematian kita semakin dekat setiap detiknya, demikian pula kubur kita.

Bayangkan saja sejenak; Anda memegang keimanan Anda di dada  sekuat yang Anda bisa, Anda melindunginya dari apa pun. Di satu sisi, nafsu amarah


 

 



[1] Mawsūʿat Imam Ibnu Abī Dunya, jilid. 5, hal. 453, hadits 192

[2] Ibid, hadits 194

[3] Iḥyāˈ alʿUlūm Al Din, jilid. 5, hal. 511

[4] Ibid, hal. 515