Book Name:Ya ALLAH! Mein Hazir Hon
ketika seorang pria mendekat dan mencoba masuk. Pria itu ditanya, “Mau kemana? Kenapa kamu datang?” Pria itu menjawab, “Aku adalah seorang musafir, dan aku datang untuk bermalam di penginapan ini.” Para penjaga menjawab, “Ini bukan sebuah penginapan. Ini adalah istana pangeran.” Musafir itu bertanya siapa pemilik istana itu, dan pria itu diberi tahu bahwa istana itu milik Ibrahim bin Adam رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه . “Milik siapa benda-benda itu sebelumnya?” Pria itu bertanya.
"Ayahnya."
“Dan sebelumnya?”
"Ayahnya."
“Dan sebelumnya?” Pria itu bertanya untuk ketiga kalinya, dan para penjaga memberikan jawaban yang sama. Musafir itu berkata, “Inilah yang terjadi di sebuah penginapan; perjalanan seseorang akan ada yang datang, dan akan ada yang pergi.” Sayyidinā Ibrahim bin Adam رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه mendengarkan seluruh percakapan tersebut, dan pernyataan ini menyentuh hatinya. Beliau pun mengikuti musafir itu dan bertanya tentang siapa dia. Musafir itu menjawab, “Akulah Khidr ( عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم ), dan aku datang untuk menempatkanmu di jalan Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى ( yaitu, kamu tidak diciptakan untuk menjadi seorang pangeran dan menjalani hidupmu dalam dosa dan kesenangan. Aku diutus untuk membawamu lebih dekat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى ).”
Sayyidinā Ibrāhīm bin Adam رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه siap untuk menempuh jalan kebenaran, namun setelah menyelesaikan urusannya di istana terlebih dahulu. Sayyidinā Khidr عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم menjawab, “Tidak, persoalanmu tidak begitu mendesak seperti