Book Name:Fikr e Akhirat

Tidak punya rasa takut apapun dan berbicara dengan cara yang menunjukkan tidak ada yang lebih saleh dari mereka.

Untuk menyadarkan orang-orang seperti itu dari kelalaian mereka, Sayyidinā Shaqīq al-Balkhī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَلَيْه menyatakan :

Orang-orang mengatakan tiga hal dengan lidah mereka, tetapi bertindak yang bertentangan dengan mereka:

1) Mereka berkata, "Kami adalah hamba Allah عَزَّوَجَلَّ" tetapi mereka tidak bertindak sebagai hamba Allah, melainkan mereka bertindak sebagai orang bebas, melakukan apa yang mereka inginkan.

2) Mereka berkata, “Allah عَزَّوَجَلَّ memberi kita rezeki” namun hati mereka tidak puas tanpa mengumpulkan dunia dan isinya, dan ini sama sekali bertentangan dengan klaim mereka.

3) Mereka berkata, “Pada akhirnya, kita akan mati” tetapi mereka bertindak seolah-olah mereka tidak akan pernah mati.[1]

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                                     صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

Saudara-saudara Muslim yang terkasih! Hari ini, keadaan kita mencapai titik di mana kita melakukan banyak upaya dalam mencari keuntungan duniawi, tetapi kita tetap lalai tentang akhirat. Kita bermimpi menjadi kaya siang dan malam, mengendarai mobil bagus, dan mengikuti mode terbaru, tetapi kita lupa bahwa suatu hari kita akan meninggal dunia dan meninggalkan dunia yang mempesona ini dengan tangan kosong (tidak membawa apa-apa).

Siapa di antara kita yang tahu saat kita akan mati? Apakah malam ini adalah malam terakhir dalam hidup kita? Kita bahkan tidak memiliki jaminan bahwa kita akan bernapas lagi. Mungkin napas yang kita ambil saat ini adalah napas terakhir yang  kita ambil. Kita mendengar laporan


 

 



[1] Mukashafat al-Qulūb, hal. 45