Book Name:Achy Amaal Ki Barkatein

Sayyidinā Manṣūr bin ꜤAmmār رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه bertanya, “Beri tahu aku empat do’a manakah yang kamu inginkan supaya aku buatkan do’a itu untukmu?”

Dia menjawab, “Agar saya terbebas dari perbudakan; Saya akan diberi imbalan baik atas koin-koin ini; baik tuan saya maupun saya sendiri diberkahi dengan pertobatan; dan agar saya, tuan saya,  Anda sendiri, dan semua yang hadir ini diampuni.”

Sayyidinā Manṣūr bin ꜤAmmār رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه mengangkat tangannya dan berdo’a. Selanjutnya, budak itu datang terlambat ke tuannya. Tuannya menanyakan alasan akan keterlambatannya, maka dia pun menceritakan kisahnya.

Tuannya bertanya, “Apa permohonan do’a yang pertama?”

Budak itu menjawab, “Saya meminta agar saya dibebaskan dari perbudakan.”

Ketika dia mengatakan hal itu, maka tuannya secara spontan berkata, “Pergilah, kamu sudah bebas dari perbudakan,”

Tuannya bertanya, “Apa permohonan do’a yang kedua, yang kamu mintakan?”

Budak itu menjawab, “Bahwa saya akan mendapatkan imbalan yang baik atas empat dirham yang saya berikan.”

Tuannya berkata, “Aku telah memberimu 4.000 dirham sebagai ganti dari empat dirham itu.”

Tuannya bertanya, “Apa permohonan do’a yang ketiga?”

Budak itu menjawab, “Bahwa tuan saya dan saya diberikan kemampuan untuk bertobat.”

Mendengar hal tersebut, tuannya mulai berdo’a memohon ampun kepada Allah عَزَّوَجَلَّ dan berkata, “Aku bertaubat kepada Allah عَزَّوَجَلَّ dari segala dosa-dosaku.”

Tuannya kemudian bertanya, “Apa permohonan do’a yang keempat?”

Budak itu menyatakan, “Saya memohon agar saya, tuan saya, syekh, dan semua yang hadir itu diberkahi dengan pengampunan.”

Tuannya kemudian berkata, “Tiga hal yang ada dalam kendaliku, aku penuhi. Namun, yang keempat, agar setiap orang diberikan pengampunan, itu berada di luar kendaliku.”

Hari berlalu, dan ketika malam tiba, Tuan itu bermimpi di mana dia mendengar seorang memanggil dan berseru, “Kamu melakukan apa yang berada dalam kendalimu. Akulah اَرْحَـمُ الرَّاحِمِیْن , dan Aku telah mengampunimu, budakmu, Manṣūr dan semua orang yang hadir itu.” [1]

صَلُّوا عَلَی الْحَبِیب!                                              صَلَّی اللهُ علٰی مُحَمَّد

Saudara-saudara Muslim yang tercinta, kita belajar tiga hal dari kisah di atas:

 



[1] Rawḍ Al Rayāḥīn, hal. 222