Hazrat Essa Ki Mubarak Zindagi

Book Name:Hazrat Essa Ki Mubarak Zindagi

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                                صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

 

Saudara-saudara Muslim yang tercinta! اَلْـحَمْـدُ لـِلّٰـه, ibunda Nabi Isa عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم yang terhormat, Sayyidah Maryam رَضِیَ الـلّٰـهُ عَنْهَا , adalah seorang wali wanita saleh  (waliyyah) yang memperlihatkan mukjizat kesucian. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menganugerahinya dengan banyak sekali keistimewaan.

Marilah kita luangkan waktu sejenak untuk mendengarkan pengenalan singkat dari ibunda yang luar biasa ini.

Pengenalan Sayyidah Maryam  رَضِیَ الـلّٰـهُ عَنْهَا , Ibunda Nabi Isa عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم

Ibunda Nabi Isa عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم yang diberkahi adalah Sayyidah Maryam رَضِیَ الـلّٰـهُ عَنْهَا. Nama Maryam artinya pemuja dan pelayan.[1] Ayahnya bernama Imran, dan ibundanya bernama Ḥannah رَضِیَ الـلّٰـهُ عَنْهُمَا.[2] Sayyidah Maryam رَضِیَ الـلّٰـهُ عَنْهَا adalah seorang wali wanita sejak lahir.[3] Patut dicatat, dialah satu-satunya wanita yang disebutkan namanya dalam Al Quran.[4]

Sayyidah Maryam رَضِیَ الـلّٰـهُ عَنْهُمَا adalah salah satu pemimpin wanita surga. Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda, “Pemimpin wanita surga ada empat: Maryam, Fatimah, Khadijah, dan Asiyah رَضِیَ اللهُ عَنْهُنَّ.”[5]

Sang pembangkit Islam, Imam Ahlussunnah, Imam Aḥmad Razā Khān رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه menuliskan:

Bahkan setelah kelahiran Nabi Isa عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم, Sayyidah Maryam رَضِیَ الـلّٰـهُ عَنْهَا tetap suci dan belum menikah. Ia akan diangkat dalam keadaan yang sama dan akan masuk surga dengan keadaan seperti itu. Selanjutnya, ia akan dimuliakan dengan pernikahannya dengan Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم di surga.”[6]

سُـبْحٰـنَ الـلّٰــه Anda telah mendengar betapa mulia dan luar biasanya Sayyidah Maryam رَضِیَ الـلّٰـهُ عَنْهَا. Keutamaannya disebutkan secara gamblang dalam hadits-


 

 



[1] Tafsīr Baghawī, Āl Imrān, di bawah ayat 36, jilid. 1, hal. 227

[2] Ajāˈib Al Quran maa Gharāˈib Al Quran, hal. 65

[3] irā Al Jinān, jilid. 10, hal. 605

[4] irā Al Jinān, jilid. 10, hal. 231

[5] Kanz Al Ummāl, jilid. 12, hal. 65, Hadits 34401

[6] Al Fatāwā Al Riawiyyah, jilid. 26, hal. 460