Book Name:Fikr e Akhirat

kekal dari kehidupan di Akhirat sementara malah mengejar dunia yang fana ini.[1]

Sangat disayangkan bahwa keadaan umat Islam semakin memburuk dalam hal pelaksanaannya. Orang akan melakukan perjalanan ke berbagai negara untuk mencapai kekayaan tetapi tidak bisa menghadiri masjid yang hanya berjarak beberapa langkah saja. Mereka berfoya-foya ketika mendekorasi dan membangun rumahnya tetapi berusaha menghindari pengeluaran di jalan Allah عَزَّوَجَلَّ sedemikian rupa sehingga meskipun wajib, beberapa orang tidak mau membayar zakat. Mereka menggunakan berbagai cara untuk mencapai kekayaan, tetapi malas dalam meningkatkan amal saleh.

Ingat! Masih ada waktu. Bangkitlah dari kelalaian Anda dan segera bertobat, jangan sampai kematian tiba-tiba membawa Anda dari kamar yang indah berkilauan, dipenuhi cahaya dan kasur empuk dan mengantarkan Anda ke kuburan gelap gulita yang dipenuhi cacing dan serangga, di mana Anda dibiarkan berteriak, “Ya Tuhanku! Kembalikan aku ke dunia agar aku bisa menyembahmu dengan penuh semangat. Dan aku akan menghabiskan semua kekayaanku di jalan-Mu dan menjalankan shalat lima waktu dengan berjamaah, di baris pertama masjid dengan pembukaan takbir, dll. Namun, penyesalan pada saat itu tidak ada gunanya”

Oleh karena itu, kecerdasan terletak pada bagaimana menghabiskan hidup Anda sesuai dengan syariah; selamatkan diri Anda dan orang lain dari setiap dosa kecil dan besar; dan melakukan perbuatan kebajikan dan mendorong orang lain untuk melakukannya juga. Untuk meningkatkan semangat Anda dalam merenungkan akhirat, kaitkan diri Anda (bergabung) dengan lingkungan Islami Dawat-e-Islami, gerakan keagamaan pecinta Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم; berpartisipasi dalam 12


 

 



[1] Tafsīr Khazin, al-Munafiqoon, di bawah ayat no: 9, jilid. 4, hal. 274; Tafsīr al-Madārik, al-Munafiqoon, di bawah ayat no: 9, hal. 1,245