Book Name:ALLAH Pak Ki Muhabbat Kaisay Hasil Ho?

Shalat Sunnah: Jalan untuk mencintai Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

Sebagaimana diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah رَضِىَ اللّٰهُ عَـنْهُ , bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم telah bersabda bahwasanya Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman:

Barang siapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.[1]

Mufti Aḥmad Yār Khān NaꜤīmī رَحْمَةُ الـلّٰـهِ عَـلَيْه menjelaskan tentang hadits ini sebagai berikut:

Ini tidak berarti bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى memasukkan atau “memiliki” seorang wali. Cara api ditemukan pada batu bara, atau warna dan keharuman ditemukan pada bunga; inilah yang disebut dengan ḥulul. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى bebas melakukan hal ini, dan meyakini Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى melakukan hal ini adalah kekafiran.

Hadits ini mempunyai banyak makna. Salah satunya adalah agar anggota tubuh wali tidak lagi berbuat dosa dan hanya digunakan dalam amal saleh. Ibadah menjadi mudah bagi mereka, karena Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى sendirilah yang memberi mereka kemudahan untuk melakukannya.

Arti lainnya adalah wali tidak menggunakan anggota tubuhnya untuk dunia, melainkan hanya untuk Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى saja. Wali mengingat Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى dimanapun dia memandang dan dengan apapun yang dia dengar.


 

 



[1] Saḥīḥ Bukhārī, jilid. 4, hal. 248, hadits 6502