karena barang siapa yang Aku perhitungkan atas nikmat-Ku, maka ia akan binasa.”

“Wahai Daud ( عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم )! Jika kamu ingin mencintai Aku, maka hilangkanlah cinta terhadap dunia dari hatimu. Cinta kepada-Ku dan cinta terhadap dunia tidak bisa hidup berdampingan dalam satu hati. Barangsiapa yang mencintai-Ku, maka shalatlah tahajud di malam hari ketika orang lain sedang tidur, dan mengingat-Ku ketika sedang sendirian.”

Sedangkan orang yang lalai dan mengabaikan Zikir dan orang-orang yang telah lupa dan melupakan-Ku, maka orang yang demikian itu seharusnya bersyukur kepada-Ku atas nikmat-Ku. ^[1]

صَلُّوۡا عَلَى الۡحَبِيۡب                     صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّد

Saudara-saudara Muslim yang tercinta! Cinta sejati kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى hanya dapat ditemukan bila kita mengetahui cara memperolehnya. Yang terpenting adalah mencintai Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم dan menaatinya dalam segala urusan. Hal ini karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman, ketaatan kepada Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم merupakan syarat untuk mencintai-Nya.

Menaati Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم berarti mencintai Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam Al Qur'an:

قُلْ  اِنْ کُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰہَ فَاتَّبِعُوْنِیْ یُحْبِبْکُمُ اللّٰہُ وَ یَغْفِرْ لَکُمْ ذُنُوْبَکُمْ ؕ وَ اللّٰہُ غَفُوْرٌ  رَّحِیْمٌ (۳۱)

Katakanlah ( Nabi Muhammad ), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ^[2]