Book Name:Ameer e Ahl e Sunnat Ka Ishq e Madina

Melihat seorang pengkhotbah adalah ibadah

Sayyidina Abdullah bin Abbās رَضِىَ الـلّٰـهُ عَـنْهُ, paman dari pihak Nabi  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم , menyatakan:

اَلنَّظَرُ إِلَى الرَّجُلِ مِنْ أَهْلِ السُّنَّةِ الَّذِي يَدْعُو إِلَى السُّنَّةِ، وَيَنْهَى عَنِ الْبِدْعَةِ عِبَادَةٌ

“Melihat seseorang dari Ahl al-Sunnah yang menyebarkan Sunnah dan melarang kemungkaran adalah ibadah.” [1]

Saudara-saudara muslim yang terkasih, masyarakat di zaman modern ini penuh dengan cobaan, dan kesengsaraan  yang pada umumnya akan muncul lebih lanjut. Namun, merupakan nikmat Allah عَزَّوَجَلَّ bahwa Dia tidak pernah meninggalkan umat Nabi-Nya صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم tanpa penolong. Sepanjang setiap periode, para ulama dan auliyāˈ yang terhormat telah menyebarkan Sunnah dan menghilangkan kemungkaran. Bahkan di zaman sekarang ini, banyak ulama yang sibuk menyebarkan sunnah. Saat melihat daftar tokoh-tokoh tersebut, ada satu nama yang menonjol. Beliau ini telah menyebarkan Sunnah ke seluruh dunia di masa yang penuh cobaan dan kesengsaraan ini (zaman ini). Melalui usahanya, banyak orang telah bertaubat dari dosa-dosa mereka dan mengikuti sunnah dengan memelihara jenggot dan mengenakan imamah (surban). Banyak yang telah terbiasa melakukan shalat, dan ratusan ribu telah masuk Islam (mualaf).

Siapa kepribadian yang mulia dan terhormat ini? Beliau adalah detak jantung jutaan orang dan kesejukan di mata mereka yang memandang; seorang sarjana yang bertindak berdasarkan ilmunya; berdasarkan lambang kesalehannya; seorang pendakwah Islam; seorang pemimpin; pembasmi bid'ah dan penyebar sunnah; seorang pecinta Nabi, keluarganya dan para sahabatnya yang mulia, dan para auliyaˈ; beliau


 

 



[1] Al-Ibanah, jilid. 1, hal. 343