Aaqa Ka Safar e Meraj

Book Name:Aaqa Ka Safar e Meraj

tidak dapat melampaui Sidratul Muntaha, oleh karena itu, Sayyidina Jibril  عَـلَيْـهِمُ الـسَّـلاَمmohon diri untuk tidak melangkah lebih jauh dan tetap tinggal di sana. Kemudian, Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   mencapai maqam kedekatan dan mencapai derajat kedekatan yang tinggi yang bahkan melampaui pemahaman akal.

Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   menerima rahmat dan berkah yang istimewa di sana, dan beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   dianugerahi nikmat dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  dan karunia khusus. beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   mencapai kedudukan sebagai raja bumi dan langit, dan dianugerahi ilmu yang lebih tinggi dan lebih unggul. Shalat lima waktu wajib bagi umat. Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   memberikan syafaat bagi sebagian orang yang berdosa. beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   mengunjungi Surga dan melihat Neraka, lalu kemudian kembali ke dunia di tempatnya.[1]

صَلُّوا عَلَی الْحَبِیْب!                                               صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلٰی مُحَمَّد

Wahai para pecinta Rasulullah! Anda telah mendengar betapa bermartabat dan penuh anugerah perjalanan Mi’raj Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   yang didalamnya beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   menyaksikan berbagai tanda-tanda akan kebesaran Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  . Kita juga mengetahui bahwa dada Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   yang diberkahi dibasuh dengan air suci yaitu air Zam Zam yang diberkahi dan dipenuhi dengan keberkahan. Mungkin ada yang berpikir mengapa hanya air Zam Zam yang dipilih untuk membasuh hati suci Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   , bukan air yang lainnya?

Sambil menyebutkan hikmah di baliknya, Ḥakimul Ummat, Mufti Aḥmad Yar Khan Na’imi رَحْمَۃُ اللہِ تَعَالٰی عَلَیْہِ  menyatakan:

Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   sedang tidur di rumah Sayyidah Umma Hānī binti Abī Ṭālib رَضِیَ اللہُ تَعَالٰی عَنْہَا . Malaikat membangunkannya dan membawanya ke Ḥaṭīm KaꜤbah. Sampai pada saat itu beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   masih mengantuk. Kemudian, beliau                  صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   disucikan di sana seperti mandinya mempelai pria, tetapi Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   adalah mempelai pria yang begitu luar biasa sehingga hatinya yang diberkahi juga disucikan. Air


 

 



[1] Sirāt Al Jinān, jilid. 5, hal. 414 - 415 Diringkas