4. cahaya kedamaian dan ketenangan sehingga beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   dapat memikul tanggung jawab besar wahyu dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى .

5. Terjadinya yang keempat kali dada Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   dibelah, yaitu pada malam Mi’raj. Dan hatinya dipenuhi dengan khazanah cahaya dan hikmah, sehingga hatinya menjadi luas dan mampu menampung keagungan cahaya pandangan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  dan keagungan kalam Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى .^[1]

صَلُّوا عَلَی الْحَبِیْب!                                               صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلٰی مُحَمَّد

Keagungan dan kemuliaan Burāq

Wahai para pecinta Rasulullah! Pada malam Mi’raj, Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   melakukan perjalanan dengan berbagai kendaraan dan mencapai Lā Makān ( Sidratul Muntaha ). sebagaimana Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   bersabda:

[ Pada malam Mi'raj ] Dibawakan kepadaku buraq, sejenis binatang berwarna putih, dengan tubuh yang lebih besar dari pada kedelai dan lebih kecil dari pada bagal. Langkah kakinya sejauh matanya memandang. Ia meletakkan kedua kaki depannya di ufuk batas jangkauan penglihatannya. Aku menungganginya.^[2]

Berdasarkan Hadits yang diberkahi ini, Ḥakimul Ummat, Mufti Aḥmad Yar Khan Na’imi رَحْمَۃُ اللہِ تَعَالٰی عَلَیْہِ  menyatakan:

Karena secepat kilat dan bersinar putih, maka dinamakan Buraq. Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   mengendarainya pada saat Mi’raj dan juga akan menaikinya pada Hari Kiamat. Ingatlah bahwa setiap Nabi akan memiliki Buraq di Surga untuk ditunggangi, namun Buraq Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   adalah yang paling unggul. Ini adalah Buraq yang sama.