Aaqa Ka Safar e Meraj

Book Name:Aaqa Ka Safar e Meraj

kendaraan mereka. Kemudian aku memasuki Masjid [Al Aqsha] dan melaksanakan shalat dua rakaat di sana.”[1]

Wali suci yang terkenal, Al Allamah Maulana Makhdum Muhammad Hasyim Thathwi رَحْمَۃُ اللہِ تَعَالٰی عَلَیْہِ  menyatakan:

Dalam shalat itu, Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   adalah Imam seluruh para Nabi عَـلَـيْـهِمُ الـسَّـلَام .[2] ( Karena ) Semua Nabi عَـلَـيْـهِمُ الـسَّـلَام  berkumpul di Baitul Muqaddas dalam rangka menunjukkan keagungan derajat Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ  .[3]

Ketika beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   sampai disana, maka mereka semua menyambutnya. Pada waktu shalat, semua orang memintanya untuk memimpin mereka, dan beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   memimpin semua Nabi عَـلَيْـهِمُ الـسَّـلاَم dalam shalat.[4]

سُبْحٰنَ اللّٰہ ! Betapa indahnya shalat yang dilaksanakan seluruh Nabi dan Rasul عَـلَيْـهِمُ الـسَّـلاَم di belakang Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ  .

Beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   adalah Imam. Dan Kiblat pertama adalah tempat di mana shalat tersebut dilaksanakan. Tidak diragukan lagi, shalat seperti itu belum pernah dilaksanakan sebelumnya di alam semesta. Langit belum pernah menyaksikan pemandangan seperti itu sebelumnya.

Rahasia Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   menjadi yang pertama dan terakhir terungkap pada malam itu. Rahasia ini tidak hanya terungkap tetapi maknanya juga menjadi jelas, karena Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ  , yang merupakan Rasul yang terakhir, memimpin seluruh Nabi dan Rasul عَـلَيْـهِمُ الـسَّـلاَم dari masa yang lalu dalam shalat.

صَلُّوا عَلَی الْحَبِیْب!                                               صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلٰی مُحَمَّد

Saudara-saudara Muslim yang tercinta! Ketika Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   kembali ke dunia ini dari perjalanan langit dan menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , beliau صَلَّی اللہُ تَعَالٰی عَلَیْہِ وَاٰلِہٖ وَسَلَّمَ   memasuki Baitul


 

 



[1] Ṣaḥīḥ Al Muslim, Kitāb Al Īmān, hal. 87, Hadits 411

[2] Sīrat Sayyid Al Anbiyāˈ, hal. 128, diringkas

[3] Sunan Al Nasāˈī, Kitāb As Ṣalāh, hal. 81, Hadits 448; diringkas

[4] Al MuꜤjame Awsaṭ, jilid. 3, hal. 65, Hadits 3879; diringkas