Book Name:Fazail e Bait ul ALLAH
dariku. Ketika Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى mengatakan kepada para Malaikat bahwa Dia (Allah ) سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى akan menempatkan seorang khalifah di bumi ( yaitu, Nabi Adam عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم ), para Malaikat berkata bahwa mereka lebih layak dalam peran ini. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman:
قَالَ اِنِّیْۤ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ (۳۰)
Artiya: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” [1]
Mendengar hal ini, para Malaikat merasa seolah-olah Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى tidak ridha kepada mereka. Maka mereka berlindung pada ꜤArsy Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى , bertakwa dengan kerendahan hati dan khusyuk, menangis, dan melakukan ṭawāf ꜤArsy selama tujuh tahun. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى mengasihi mereka, menciptakan sebuah rumah yang terbuat dari empat pilar zamrud di bawah ꜤArsy, dan memerintahkan mereka untuk melakukan ṭawāf. Maka, para Malaikat pun mulai melakukan ṭawāf. Ini disebut Bait Al Ma’mūr. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى mengutus beberapa Malaikat ke bumi dan memerintahkan mereka untuk membangun rumah yang serupa. Setelah semua selesai, Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman kepada makhluk di bumi, ‘Sama seperti para Malaikat yang melakukan ṭawāf di Bait Al MaꜤmūr, demikian pula semua makhluk di bumi melakukan ṭawāf di rumah ini.’” [2]
Menurut salah satu riwayat, para Malaikat membangun Ka’bah suci secara lengkap sejalan dengan Bait Al Ma’mūr 2.000 tahun sebelum penciptaan Nabi Adam عَـلَيْـهِ الـسَّـلاَم . Ukurannya sama dengan Bait Al Ma’mūr. Pada saat itu, hanya para Malaikat yang ditempatkan di bumi yang melakukan ṭawāf di Ka’bah yang suci, namun para Malaikat di langit dan bumi juga melakukan haji. [3]
Keutamaan tawaf berdasarkan hadits-hadits
* Sayyidinā ꜤAbdullāh bin ꜤUmar رَضِيَ الـلّٰـهُ عَنْهُمَا meriwayatkan bahwa ia mendengar Nabi Besar, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda, “Barang siapa yang mengelilingi Ka’bah suci sebanyak tujuh kali, lalu