mengerjakan shalat dua rakaat, maka dia akan mendapatkan pahala memerdekakan seorang budak. Setiap langkah yang dilakukannya selama ṭawāf, dia akan diberikan sepuluh amal kebaikan, sepuluh dosa diampuni, dan dia diangkat sepuluh derajatnya.” ^[1]

*     Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda, “Barang siapa yang mengelilingi Ka’bah suci sebanyak tujuh kali dan tidak melakukan pembicaraan yang sia-sia, maka pahala yang diterimanya sama dengan membebaskan seorang budak.” ^[2]

*     Sayyidinā ꜤAbdullah bin ꜤAbbās رَضِيَ الـلّٰـهُ عَنْهُمَا meriwayatkan bahwa Nabi Tercinta, Nabi MUhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda, “Barang siapa yang melakukan ṭawāf mengelilingi Ka’bah suci sebanyak lima puluh kali, maka dia akan terbebas dari dosa-dosanya seperti ketika dia baru dilahirkan.” ^[3]

*     Nabi Tercinta, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم bersabda, “Barang siapa yang mengerjakan tujuh putaran ṭawāf di tengah hujan, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” ^[4]

Tawaf di tengah hujan

Abu ꜤIqāl رَضِىَ اللّٰهُ عَـنْهُ berkata:

Suatu hari, aku melakukan ṭawāf di tengah hujan bersama Sayyidinā Anas bin Mālik رَضِىَ اللّٰهُ عَـنْهُ . Setelah kami menyelesaikannya dan shalat dua rakaat di sebelah Maqam Ibrahim, Sayyidinā Anas bin Mālik رَضِىَ اللّٰهُ عَـنْهُ berkata, ‘Mulailah amalanmu lagi, karena kamu telah diampuni. Demikianlah sabda Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَاٰلِهٖ وَسَلَّم kepada kita ketika kita melakukan tawaf bersama di tengah hujan.’ ^[5]